Ia memberikan penjelasan, mengapa setiap kali menekan tombol orang menyebabkan perusakan iklim. "Pencarian informasi di internet menyebabkan pelepasan CO2 ke udara karena komputer pencari data bekerja dengan server besar. Server ini membutuhkan listrik dalam jumlah besar, yang menyebabkan CO2. Sebagian besar server tidak beroperasi dengan listrik dari sumber energi alternatif, melainkan dengan bahan bakar yang berasal dari fosil dan penyebab pengeluaran CO2 dalam jumlah besar," katanya.
Oleh sebab itu, Christian Kroll yang berusia 26 tahun dan berasal dari Jerman mengembangkan mesin pencari baru yang ramah lingkungan. Google yang "hijau" itu bernama Ecosia, dan sekarang dapat digunakan dalam bahasa Jerman, Inggris, Perancis, Italia, Belanda dan Spanyol. Untuk proses pencarian, Ecosia menggunakan teknik dari Yahoo dan Bing.
Di samping hasil pencarian biasa mereka juga menampilkan iklan berupa sejumlah situs lain, yang dapat dibuka pencari data. Jika iklan tersebut dibuka, Yahoo, Bing serta Ecosia mendapat uang. Empat perlima pemasukan disumbangkan Ecosia bagi perlindungan lingkungan. Tetapi bagi Christian Kroll yang penting bukan hanya ikut serta menjaga kelestarian lingkungan.
"Buat saya yang penting bukan mencari banyak uang. Melainkan menyumbangkan sesuatu untuk orang banyak. Tetapi jika tidak mendapat uang sama sekali, bagi saya, itu juga bukan jalan yang benar," tambahnya.
Seperlima dari pendapatan digunakan Ecosia untuk biaya administrasi dan gaji bagi lima pekerja bebas. Sisanya mengalir ke sebuah proyek perlindungan hutan tropis yang dijalankan organisasi perlindungan lingkungan World Wide Fund For Nature (WWF) di wilayah hutan Amazona di Brasil.
Dengan membantu perlindungan hutan tropis, Christian Kroll berusaha memberikan kompensasi bagi penggunaan energi, yang diperlukan setiap kali orang mencari data di internet. Dengan itu ia juga memberikan sumbangan untuk mencegah perubahan iklim.
Untuk melawan saingan yang sebesar Google, Ecosia mengalami kesulitan. Penawaran yang diberikan Google jauh lebih besar. Di Ecosia, misalnya orang tidak dapat mencari peta, gambar atau video secara langsung. Untuk kata-kata tertentu yang dicari di Ecosia, hasilnya juga kurang tepat. Namun demikian, sejak mulai beroperasi tahun lalu, setiap harinya lebih dari 100 ribu orang menggunakan mesin pencari yang ramah lingkungan tersebut.